Ternyata lama juga blog ini terbengkalai. Akibatnya saat saya mau menulis lagi rasanya sulit sekali mengalirkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Tetapi daripada blog ini tetap terbengkalai mungkin lebih baik saya mengutip sebuah puisi tentang cinta yang saya dapatkan dari flashdisk adik saya. Entah siapa yang membuatnya namun bagi saya isinya sungguh cerdas. Oh iya, isinya sama sekali gak ada hubungan dengan kondisi percintaan saya.
Math in Love
Cintaku bagai sebuah fungsi
Yang melaju tak terbendung secara eksponensial
Ingin ku kuadratkan secara sempurna
Menjadi grafik fungsi abadi
Cintaku tak terdeferensial secara parsial
Apalagi secara implisit
Tetapi terintegralkan secara rasional
Tanpa selang tertentu
Ingin kuperiksa kekontinuan cinta ini
Apa daya... masih kutemukan
Asymtot tegak yang membelahnya
Hatiku terus bergejolak
Terasa ganjil dan sulit ku determinasikan
Analisis secara real pun tak banyak membantu
Alangkah kompleksnya mencari
Titik kestabilan sistem cinta ini
Oh... hidupku menjadi tidak terdefinisi
Laju perubahan cintaku terhadap waktu sangat cepat
Tetapi tidak beraturan seperti kurva sinus yang bergejolak
Kalkuluspun menangis, hatinya menjerit menatapku
Karena merasa sosoknya tak berguna lagi di himpunan ini
Ingin rasanya ku transformasikan cinta ini
Dan mengkonversikannya menjadi bilangan cinta
Sehingga kuperoleh titik singgung antara hatiku dan hatinya
Dan menggapai kehidupan terdefinisi
Limit perbedaan antara kita, tak menjadi kendala bagiku
Keyakinanku sudah mencapai titik maksimum
Mari kita subtitusikan dua fungsi cinta ini
Menjadi satu persamaan fungsi cinta abadi
f(cintaku) + f(cintamu) = f(cinta_abadi)
Sekedar mengingatkan, berhubung hari Senin 29 Januari besok bertepatan tanggal 10 Muharam, mari kita berpuasa sunah. Yap, 10 Muharam adalah Hari Raya anak Yatim. Mari, dengan cara dan keikhlasan kita masing-masing, kita memuliakan dan membahagiakan anak Yatim, karena Nabi Muhammad saw adalah seorang Yatim.