Kebutuhan masyarakat modern saat ini semakin kompleks dan banyak serta harus secepatnya terpenuhi. Akibatnya, roda perindustrian berjalan sangat kompetitif dan cepat. Kalangan industri harus memiliki daya kreatifitas tinggi, selalu inovatif, dan cekatan dalam mengimbangi perubahan perilaku masyarakat yang sangat dinamis. Konsekuensi logis bagi kalangan industri untuk mengimbanginya adalah dengan memiliki sumber daya manusia yang unggul. Tentunya sumber daya unggul tersebut tidak akan dapat dipenuhi tanpa adanya pendidikan yang mumpuni.
Sudah sepatutnya lah, kalangan industri memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat yang bentuk dan teknisnya dapat berupa apa saja. Setidaknya kontribusi tersebut sedikit banyak mampu meningkatkan harkat hidup masyarakat (bangsa Indonesia khususnya). Jika taraf hidup masyarakat membaik otomatis produk hasil industri semakin terserap pasar dan tentu saja memberikan keuntungan finansial bagi kalangan industri. Jadi menurut saya tidak salah apabila dikatakan memberikan bantuan pendidikan merupakan "pamrih" berupa investasi tidak langsung.
Jadi sebenarnya terdapat hubungan timbal balik yang sangat erat antara kalangan industri dan masyarakat. Namun perlu diingat, terdapat keuntungan lebih besar yang tidak dapat diukur dengan materi bagi bangsa Indonesia. Taraf pendidikan yang baik otomatis mencerdaskan, mengangkat harkat, martabat, dan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Sayangnya, saat ini belum banyak kalangan industri ikut berpartisipasi memajukan dunia pendidikan Indonesia. Masih banyak dari sedikit kalangan industri yang membantu belum sepenuhnya ikhlas. Hal ini dapat dilihat dari kontrak dan kesepakatan yang mengikat para penerima bantuan dari pihak pemberi bantuan sehingga mereka tidak dapat bergerak bebas berekspresi dengan ilmu yang didapatkannya.
Di era informasi dan persaingan global ini, masih adakah rasa kepedulian dan kesadaran di kalangan industri dalam berbhakti sosial kepada masyarakt khususnya membantu dunia pendidikan?