Berdzikir Hamba-Ku

Wahai hamba-Ku, kalian telah menginjak-injak harga diri-Ku
Padahal di hari perhitungan kelak,
Aku tak menagih bangunan masjid darimu
Yang Aku tagih adalah ahlakmu

Wahai hamba-Ku
Kalian telah menabuh genderang perang kepadaKu
Kalian tak henti-henti mengkhianati cintaKu
Tapi tatkala beberapa saat memasuki rumah-rumahKu -
kalian berpura-pura memujiKu dan menangis-nangis kepadaKu

Di seberang sana kalian memenuhi RamadlanKu
dengan budaya kemunafikan
dengan tayangan-tayangan yang seakan-akan menghormatiku
dengan kostum-kostum kepura-puraan dan ucapan-ucapan
yang bergelimang kepalsuan.

Wahai hamba-Ku
Kalian telah melecehkan kesucian bulan Ramadlan-Ku
Kalian memperlakukan-Ku dengan semena-mena
Kalian menyempitkan dan memenjarakan hak-hak-Ku
Kalian berlaku seakan-akan tempat tinggal-Ku adalah di masjid
Kalian berbuat seolah-olah giliran kalian kekuasaan-Ku hanya di bulan Ramadlan
Kalian meremehkan-Ku dengan menyangka

Bahwa kalian bisa mengelabui Aku dengan pakain Ramadlanmu
Yang kalian pikir membuat kalian menjadi muslim yang soleh
Kepandaian kalian yang sudah menembus langit
dan bermilyar-milyar wilayah frekuensi
Tidak pernah mau belajar bahwa Aku
Tidak menomorsatukan jenis pakaian kalian
Tidak mengutamakan simbol-simbol budaya kalian
Tak pernah mau tahu bahwa yang Aku nantikan
dengan penuh kerinduan
adalah cinta dan ketaatan kalian

Wahai hamba-Ku
Kalian menyakiti hati-Ku
Wahai hamba-Ku
Kalian melecehkan cinta-Ku
Wahai hamba-Ku, teruslah berdzikir
Karena untuk menaburkan rahmat
Aku tidak pernah kikir

Aku tumpahkan, senantiasa Aku tumpahkan
rahmat Ku, bagai hujan deras
Dan itu senantiasa Aku lakukan,
Tanpa terpengaruh oleh jiwa munafikmu

Wahai hamba-Ku, teruslah berwirid
Dan meskipun bunglon kepribadianmu
Menusuk-nusukan rasa sakit
Sungguh Aku haramkan rasa sakit untuk menimpaKu
karena segala sesuatu ini adalah makhluk ciptaan-Ku
yang Aku kuasai sepenuhnya, termasuk rasa sakit

Wahai hamba-Ku, teruslah berdzikir dan berwirid
Untuk menyogok-Ku
Untuk memperdayai-Ku
Tumpahkan air mata
Sampai memenuhi tujuh samudera
Hiasilah dunia dengan keindahan warna dan suara
Mantaplah dengan segala yang kalian sembunyikan
di dalam jiwa
Sebab Akupun Maha Menahan Diri untuk
Menyimpan segala pengetahuan-Ku
Tentang rahasia-rahasia

Kalian punya peluang sangat besar
Dan rentang waktu yang sebesar-besarnya
Karena sesudah Aku turunkan Muhammad
(usholli wa usallim 'alaih)
Aku bersedia menunda hukuman
Dan adzab atas siapa saja

Wahai hamba-Ku
Meskipun Aku Akbar dan 'Adhim
Maha Besar dan Maha Agung
Namun Aku persilahkan
Kalian mengecilkan-Ku

Meskipun Aku Qowi dan Matin
Maha Sakti dan Maha Perkasa
Namun Aku persilahkan
Kalian mengkerdilkan-Ku

Meskipun Aku Jabbar dan Mutakabbir
Maha Sakti dan Maha Mengatasi
Aku persilahkan
Kalian merasa seakan mengalahkan-Ku
Meskipun Aku Kholiq dan Bari~
Maha Pencipta dan Maha Menata
Aku biarkan kalian mengaku-aku
Dan menyusun tatanan kalian sendiri

Wahai hamba Ku
Aku adalah Syadid, yang Maha Menyiksa
Aku adalah Mudhill, yang Maha Menyesatkan
Aku adalah Hakam, yang Maha Menghukum
Tetapi tenanglah jiwa kalian
Sebab kaki kanan-Ku adalah Hadi
Maha Penuntun
Kaki kiri-Ku adalah Fattah
Maha Membukakan Kesempatan
Tangan kanan-Ku adalah Halim
Maha Penyantun
Tangan kiri-Ku adalah Karim
Maha Pemberi Kemuliaan

Dan wajah-Ku, dan icon-Ku
Dan identitas utama-Ku, dan logo-Ku
Adalah Rahman Rahim
Maha Pengasih Maha Penyayang

Tenteramlah kalian
Bersukarialah kalian
Merdekalah kalian
Merdekalah dari Aku
Bahkan Aku antarkan kalian
Aku antarkan kepala kalian
Ke tangan musuh kalian

Yogya, 20 Okt 2004
Emha Ainun Nadjib